Kini Domi seorang mualaf. Hatinya semakin tenang dan mantap. Namun ketika ia kembali ke Jakarta, Domi merasa Allah tak bersikap adil kepadanya. Mengapa bersamaan dengan pengakuannya di hadapan keluarga dan kekasihnya, mereka malah ditimpa ujian berat? Mengapa kehijrahannya malah disambut petaka? Mengapa? Domi tak habis pikir.
Ayah di penjara akibat kasus korupsi, harta mereka ludes disita. Dari rumah gedong mereka harus mengontrak di pinggiran. Dengan sisa-sisa harapan dan kekuatannya, Domi berjuang mempertahankan keutuhan keluarga dan keimanannya. Kuat kah Domi?
No comments:
Post a Comment